(Ingin) Keluar dari jeratan Kolonialisme Modern?




Bandung menjadi tuan rumah peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60. Maka sepanjang jalan Merdeka hingga jalan Asia Afrika kota Bandung dihiasi dengan ucapan selamat datang kepada para delegasi negara-negara KAA hingga foto Presiden Indonesia Soekarno dan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandel. Tema peringatan KAA April 2015 ini adalah Advancing South South Cooperation atau memperkuat kerjasama negara Selatan-selatan. Apa sih negara selatan itu? Dikotomi ini muncul karena sejarah menunjukkan Utara merupakan negara-negara Eropa yang melakukan kolonialisasi ke negara-negara kaya sumber daya alam yang terletak di benua Asia dan Afrika. Walaupun praktek kolonialisasi sudah tidak ada lagi, namun imperialisme modern masih kentara terjadi di negara-negara berkembang hingga negara-negara miskin yang menghadapi eksploitasi dengan atas nama pembangunan. Terjemahan berikutnya pembangunan memerlukan 'sangu' dengan wujud nyata investasi asing langsung, nah berikutnya jalan cerita bisa ditebak. Negara miskin maupun negara berkembang menyerahkan pengelolaan sumber daya alam kepada perusahaan multinasional dari negara-negara maju dengan alasan butuh investasi asing untuk menggerakan roda ekonomi hingga alasan untuk transfer teknologi. Apakah keadaan masa lalu di era penjajahan berbeda dengan masa kini? ya 'ngenesnya' berbeda tapi kondisi ketimpangan Utara dan Selatan sampai saat ini masih terjadi. Negara-negara di Afrika masih berjuang untuk lepas dari jeratan indikasi 'negara gagal' alias negara yang terjadi kudeta mulu, perang saudara, rawan kelaparan hingga ancaman-ancaman lainnya. Negara-negara di Asia pun belum sepenuhnya maju walaupun tahun 1990-an beberapa negara di Asia Tenggara salah satunya Indonesia pernah dijuluki "Macan Asia". 
Bicara tentang pembangunan ada teori yang terkenal yaitu teori Modernisasi yang menjadi rupa dari kapitalis. Teori lainnya yang tidak kalah terkenal yaitu teori Dependensi yang lahir di negara-negara Amerika Latin yang mengkritik modernisasi mengakibatkan ketergantungan bagi negara-negara berkembang yang mengakibatkan keterbelakangan. Ada lagi teori pasca ketergantungan yang menjelaskan pembagian kerja dunia ketiga yang terbagi menjadi 3 kelompok negara yaitu pusat, setengah pinggiran dan pinggiran. Nah, posisi negara-negara Selatan itu kalo ga setengah pinggiran atau pinggiran. Maka, harusnya pemikir-pemikir pembangunan lahir dari negara-negara Asia dan Afrika yang memiliki historis terjajah dan menghadapi jalannya pembangunan yang 'agak babak belur' hingga 'babak belur' seperti masalah pemerintahan yang belum transparan, korupsi, gejolak ekonomi informal, meningkatnya middle class namun di sisi lain angka kemiskinan belum beranjak turun dan masalah-masalah khas negara berkembang lainnya. Maka, peringatan Asia Afrika semangatnya sih oke-oke aja, syukur-syukur lahir pemikiran revolusioner mengenai pembangunan ala ala Amartya Sen dari India misalnya. 
Rasanya bangga sekali gambar kedua kepala negara menjadi icon peringatan KAA. Yang satu Sang proklamator RI, Sukarno yang membuka KAA pada 18 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung dengan pidato berbahasa Inggris selama 40 menit.  Salah satu isinya "I say to you, colonialism is not yet dead. How can we say it is dead, so long as vast areas of Asia and Africa are unfree.  Colonialism has also its modern free, in the form of economic control, intellectual  control, actual physical control by a small but alien community within a nation."(http://www.tempo.co/read/news/2015/04/07/078655847/Pidato-Sukarno-yang-Menggelegar-di-Pembukaan-KAA). Betul banget  Bung Karno yang visioner bahwa memang kolonialisme masih hadir hingga saat ini di era yang disebut globalisasi.
Sementara gambar yang lain adalah Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela yang hampir separuh hidupnya mendekam dipenjara karena memperjuangkan penghapusan politik apartheid di Afrika Selatan. Hebatnya presiden Mandela setelah keluar dari penjara dan menjadi presiden melakukan pemaafan dan melakukan rekonsiliasi dengan pihak-pihak yang mempenjarakan dirinya. Rasanya pantas apabila Bapak perdamaian disematkan kepada dirinya. Ada satu kutipan yang menarik dari Nelson mandela "No one is born hating another person because of the colour of his skin or his background. or his religion. People must learn to hate, they can be taught to love, for love comes more naturally to the human heart than its opposite".


Komentar

Postingan Populer