Memaknai Kedamaian ajaran Islam Melalui Arnoud Van Doorn

                                                                                   Arnoud Van Doorn
                                              http://d38xjow993qsrz.cloudfront.net/uploads/l_2690630.jpg

Suatu siang di bulan Ramadhan 2017, saya sedang membuka media sosial facebook. Kadangkala, saya lelah membuka facebook yang isi timeline-nya diisi perdebatan politik apalagi yang isu politik yang dikaitkan dengan isu agama. Tapi bagaimana pun juga, saya harus moderat, harus melihat dan belajar memahami bahwa setiap orang memiliki hak untuk berpendapat yang berbeda, selama tidak melakukan fitnah ataupun menyebarkan berita palsu (ini tentu tidak masuk dalam kapasitas saya untuk respek karena tidak sesuai dengan dasar Islam, kepercayaan yang saya anut bahwa fitnah termasuk berita palsu adalah dosa besar). Namun, kadang membuka facebook (kebetulan ini satu-satunya media sosial yang saya punya setelah twitter) membuka informasi atau bahkan pengetahuan baru (di balik hal negatif, pasti ada hal yang positif). Salah satunya, teman saya Mukhanif dalam laman Facebooknya melakukan tag tentang Arnoud Van Doorn yang merupakan produser film Fitna, saat ini menjadi seorang Muslim.

Yang mengetahui film Fitna, pasti akan terheran-heran ko bisa Van Doorn menjadi seorang muslim. Fitna merupakan sebuah film yang kontroversial. Film ini dibuat oleh politikus Belanda, Geet Wilders bersama Arnoud Van Doorn yang merupakan partai Sayap Kanan di Belanda yang seringkali mengkritik keras mengenai Islam dengan persepsi yang negatif. Film Fitna menuai kecaman keras dari berbagai masyarakat muslim di berbagai negara karena dianggap menghina dan melecehkan Islam dan Rasulullah. Bahkan, Sekjen PBB, Ban Ki Moon pun bereaksi keras akan film ini. 

Namun, tahun 2012, Van Doorn menyatakan diri sebagai muslim dan melalukan perjalanan akbar ibadah haji. Alasan Van Doorn berpindah keyakinan menjadi muslim diceritakan dengan gamblang dalam video ini:

Inti dari perjalanan spiritual Van Doorn memasuki ajaran Islam dimulai dengan proyek flim Fitna yang membuat dirinya untuk mempelajari Islam dari berbagai literatur. Dalam persepsi Van Doorn, sebelumnya bahwa Islam identik dengan kekerasan, teroris, tidak menghargai wanita dan hal-hal buruk lainnya akibat opini media dan massa yang terbentuk oleh struktur yang ada. Dalam perjalanannya, Vand Doorn ternyata menemukan keindahan Islam bahkan dirinya mengatakan "This religion so peaceful, so friendly..so beautiful". Dirinya mendapatkan kedamaian dan merasa Islam sebagai kunci berbagai permasalahan dan menyediakan jawaban untuk berbagai hal. Tanpa ragu, dirinya menyatakan diri sebagai muslim dan menunaikan ibadah haji.

Pesan moralnya adalah saya jadi ingat salah satu kutipan dalam Al Baqarah: 216, intinya bisa jadi kita membenci sesuatu namun bisa jadi hal tersebut disukai Allah. Bermula dari penyebaran kebencian, ternyata Van Doorn menemukan keindahan Islam. Namun, Van Doorn menemukan Islam karena dirinya membuka pikiran dan hatinya untuk mencari tahu dan mempelajari secara dalam sehingga menemukan makna Islam. Selain itu, Van Doorn membuka dialog untuk mempelajari Islam, dirinya tabbayun (mencari tahu dan melakukan konfirmasi) mengenai Islam dan dengan rendah hati dirinya mempelajari Islam. 

Di saat radikalisme atas nama Islam tumbuh dengan akar kekerasan, monolog (tidak ada dialog), tidak ada upaya kritis untuk membuka diri dengan membuka pikiran untuk mempelajari dan bahkan meminimkan upaya untuk mendengar pendapat yang berbeda, maka citra buruk Islam menjadi melekat. Faktanya, Islam sebagai ajaran dan kepercayaan tidak membenarkan penggunaan kekerasan. Ketika ajaran Islam melalui upaya kritis, upaya membuka diri maka keindahan Islam dapat dirasakan. Maka pertanyaannya, mengapa kita harus memberikan cap buruk bagi penghina atau penista Islam. Mengapa kita selaku muslim tidak menyentuh dengan cinta kasih yang dicontohkan oleh Rasulullah dan diajarkan Allah dalam Al Quran kepada pihak-pihak yang telah menista? Semua manusia pasti memiliki dosa dan kesalahan, mengapa kita tidak memberi pemakluman dan tidak memaafkan orang-orang yang sudah berubah atau ingin memperbaiki diri? Sementara Allah saja maha pemaaf. Dengan kedamaian Islam, selayaknya pintu dialog terus dibuka tidak hanya untuk sesama Muslim tetapi juga bagi Non Muslim untuk membangun kehidupan peradaban yang lebih baik.

Secara refleksif bagi saya, beragama tidak sekedar menyerap, tetapi upaya kritis mencari tahu, bersikap rendah hati dan berpegang pada kemanusiaan. Beragama bukan sekadar ritual, namun menggali makna dan esensinya adalah hal yang utama bagi manusia untuk menemukan Allah dan menemukan tujuan hidupnya. Mr. Van Doorn menjadi salah satu contohnya bagaimana menggali makna dengan cara ilmiah dan memperbaiki diri dengan membuat dokumenter mengenai Islam sebagai bentuk penyesalannya membuat Fitna. Maka, beragama dengan ilmu dan rasa menjadi penting untuk kita tetap menjadi manusia dan hamba Allah.

Komentar

Postingan Populer