Tiang Ingin Ke Bali Mbo, Bli...



Pura merupakan tempat peribadatan umat Hindu. Kalau di Bali, tidak sulit menemui Pura. Namun, kalau di luar Bali, melihat Pura, ko pikiran saya pasti ke Bali. Ya..Bali memang atraktif, kalau ke sana, suasananya nampak untuk berlibur (bagi saya, ke Bali mahal ongkosnya, jadi memang cocok untuk destinasi liburan). Walaupun banyak informasi ataupun blogger lainnya yang menulis tentang Bali, namun izinkanlah saya menulis indahnya Bali (ciee gombal).
Keluar dari bandara internasional Ngurah Rai, maka tidak lama dapat kita jumpai objek patung yangs seringkali disebut Patung Kuda yang terletak di Kabupaten Badung. Patung Kuda berisi simbol keberanian Gatot Kaca dalam perang Bratayudha yang menjadi bagian kisah Mahabrata. Patung Kuda menambah keeksotikan dan ciri khas Bali selepas melewati bandara. Simbol terkait budaya dan tempat sebelum dan sesudah bandara seringkali jarang ditemui di kota lain. 

                          Patung Kuda tidak jauh dari Bandara Ngurah Rai

Beberapa warga Bali yang saya temui mengeluhkan kemacetan sekitar Bandara Ngurah Rai, kawasan Kuta, Nusa Dua, Denpasar. Maklum, Bali, kota wisata, yang dateng ga hanya pak le saja tapi bule pun banyak dimulai dari bule beneran, sampai bule..potan. Kawasan wisata yang memakan waktu satu jam (kalau tidak macet) dari bandara yaitu ke arah Kuta. Sayang, pantai Kuta tidak lagi seindah dan sebersih dulu. Namun, ada tempat monumen bersejarah yang dapat didatangi yaitu Monumen Bom Bali atau Monumen Ground Zero di jalan Legian, Kuta. Kuta memang pusat  untuk para bule atau para backpacker karena terdapat banyak cafe, club, toko-toko maupun tempat penginapan murah. Siang yang senyap, berganti dengan malam yang jedag jedug di Kuta.  Monumen Ground Zero merupakan monumen untuk mengenang 202 korban ledakan bom di Sari Club dan Paddy`s Cafe pada 12 Oktober 2002. Monumen ini baru dibangun pada tahun 2003 setelah proses evakuasi lokasi pemboman berakhir. Semoga ke depan, tidak ada lagi teror di bumi Indonesia. Pembomban tahun 2002 ini menjadi perhatian dunia karena sebagian besar korban meninggal yaitu warga negara asing.
                                                              Monumen Bom Bali

Kita tinggalkan Kuta, kita beralih ke kawasan Ubud atau ke kawasan lain yaitu Buleleng yang dapat kita temui  sawah-sawah bertingkat atau yang dikenal dengan istilah Subak. Di tengah ironis, di beberapa di tempat di Indonesia (terutama di pulau Jawa, yang saya temui) kawasan pertanian sangat rawan direklamasi untuk kepentingan komersial maupun properti, maka melihat sawah ko ya jadi 'hal yang mewah' untuk saya. Padahal Subak diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia. Senja di Bali Utara membawa keindahan dan kedamaian, melihat sawah dan rombongan perempuan membawa hasil bumi di atas kepalanya.

                                           Kawasan Pertanian di Bali Utara

                                 Perempuan Bali yang hendak menuju Pura

Bali memang identik dengan pantai. Di Singaraja pun terdapat pantai yang bernama pantai Lovina. Adapun sebelum menuju pantai Lovina, kita dapat menemui Tugu Lumba-Lumba. Kawasan pantai Lovina terkenal dengan wisata bahari. Anda dapat melihat lumba-lumba dengan menyewa perahu nelayan setempat. Kawasan Lovina menjadi destinasi turis bule karena banyak penginapan yang didatangi oleh para turis asing. Tidak jauh dari pantai Lovina, terdapat sebuah masjid. Sayang, saya tidak mendokumentasikannya. Kawasan Lovina cukup tenang, berbeda dengan hingar bingar di Kuta.

                                  Tugu Lumba-Lumba Kawasan Lovina

                                                                   Pantai Lovina


Setelah ke Singaraja, kita mampir ke Ubud. Di Ubud terkenal sebuah kawasan wisata bernama Mandala Wisata Wenara Wana di Jalan Monkey Forest, Padang Tegal, Ubud. Wenara Wana merupakan hutan kera yang merupakan kawasan konsevasi.Ya, namanya juga Kera suka berantem, suka ngeliatin, suka berebut makanan (kata Kera: emang manusia ga suka berantem apa? hehe). Jadi berhati-hatilah memasuki kawasan ini dan jangan mengganggu kera. Karena mereka adalah kera (ya udah jelas), eh maksudnya karena kera kan ciptaan Tuhan. Memasuki kawasan ini, seperti memasuki hutan kecil dan terdapat beberapa area yang berbentuk seperti gapura Pura. Maka memasuki kawasan ini, tetaplah berperilaku sopan.

                             Bagian Depan Mandala Wisata Wanara Wana

             Kumpulan Kera di Wanara Wana siap menyambut kedatangan Turis

Tulisan ini akan ditutup dengan tarian Legong Keraton. Saya lupa tempat pertunjukannya dimana, yang pasti di Ubud. Tarian ini sangat identik dengan permainan gamelan Bali yang dinamis dan mata penari yang melotot khas tari Bali. Haduh, kalo seperti ini tiang (saya) bener-bener pengen ke Bali lagi, Bali memang luar biasa.

                                          Pertunjukan Tari Legong Keraton



Komentar

Postingan Populer