Dukung Pemberantasan Korupsi
Hari ini, dari pagi hujan jadi cuacanya dingin. Tapi berubah hangat setelah saya menonton TV Breaking News mengenai penangkapan Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto (BW) oleh Bareskrim Mabes Polri. BW dijadikan tersangka karena tuduhan kesaksian palsu dalam sengketa pilkada Kotawaringin Barat. Sontak menuai perhatian media hingga masyarakat luas.
Maka, saya pun menulis tentang ini karena dukungan saya untuk pemberantasan korupsi. Saya nulis ini soalnya dari tadi pengen nulis, masukin ke media cetak, pasti kalah sama penulis-penulis yang nge-hits. Mending nulis di blog aja, supaya ga jadi bisul.
Sebulan ini memang heboh bener masalah penggantian Kapolri. Dimulai dari penunjukan calon Kapolri tunggal dan sepihak oleh Presiden. Kemudian media memberitakan adanya rekening Gendut sang Calon Kapolri. Ga lama, Kapolri yang tengah menjabat diberhentikan padahal pensiunnya masih beberapa bulan lagi kemudian diangkatlah pejabat sementara Wakapolri. Kemudian beredar informasi mengenai ketua KPK yang terlibat dalam pusara kekuasaan jelang pilpres. Wallahu`alam kebenarannya. Nah ga lama kemudian wakil Ketua KPK ditangkap oleh Bareskrim ketika mengantar anaknya sekolah. Saya bodoh secara hukum. Tapi apa tega menangkap seseorang tanpa dilihat seorang anak (yang pastinya akan membekas dalam memori si anak). Apa seperti itu prosedur penangkapan?
Kebetulan hari minggu (23 Januari 2015) saya nonton sebuah acara dengan narasumber Antasari Azhar. Antasari sedang berupaya melakukan Peninjauan Kembali karena memiliki bukti baru terkait kasus penembakan Nasrudin yang melibatkan dirinya. Kalaupun ternyata Antasari tertuduh dan tidak melakukan hal tersebut, tentu hal ini perlu untuk ditinjau secara hukum dan ini penting untuk perjalanan penegakan hukum bangsa ini.
Kemudian teringat pula mantan Kepala Bareskrim, Susno Duaji yang menyebut Cicak Versus Buaya karena adanya selisih KPK dan Mabes Polri dalam penegakan kasus korupsi. Yang kemudian membuat dukungan dari publik untuk KPK di media sosial hingga kampanye berbentuk gambar.
Hari ini pun kampanye save KPK terus bergema. Ya, KPK memang jadi harapan publik dalam pemberantasan korupsi. Namun, ingat KPK pun buka manusia setengah dewa. Maka, KPK perlu menjadi sapu yang bersih agar benar-benar dapat membersihkan tumpukan kasus korupsi. Ketika dukungan publik untuk KPK maka ini hal yang baik artinya masyarakat baik tokoh, individu maupun masyarakat madani memiliki kepedulian akan pemberantasan korupsi. Mengapa ini penting? ya iyalah, ini menyangkut hajat hidup dan kualitas hidup bangsa ini. Anggaran atau duit negara bisa dimaksimalkan untuk pembangunan bukan jatuh ke koruptor ataupun calon koruptor.
Saya memang bukan siapa-siapa, tapi saya ingin bicara. Dukungan untuk KPK, seraya berharap pimpinan KPK betul-betul menjaga integritas dan berkomitmen terhadap penegakan hukum pemberantasan korupsi. Nah..buat kita yang jadi rakyat..berhenti menyalahkan "itu presiden yang kamu pilih jadi kaya gitu" atau "salam gigit jari" kalau ini terus yang diomongkan kapan ya kita mampu maju menjadi bangsa yang mau mengkritisi pemerintah dan lembaga-lembaga negara. Kritisi itu perlu menandakan bentuk dukungan dan pengawasan. Jadi, daripada membuat perpecahan terkait pilihan politik tidak perlu diangkat karena hanya akan membuat perpecahan di antara sesama anak bangsa. Kita kan sama-sama Indonesia, ayo suarakan kebenaran, dukung pemberantasan korupsi dengan cara yang beradab guna mengejar cita-cita Indonesia bebas korupsi agar mampu mengejar ketertinggalan pembangunan.
Komentar
Posting Komentar