Ke mana Bangsa ini akan Berlabuh?
Ica Wulansari
Mengambil khitah
ilmu politik pada dasarnya merupakan ilmu untuk mencapai tujuan mulia menggapai
kesejahteraan bagi rakyat melalui kekuasaan. Pada dasarnya kekuasaan dapat
ditempuh melalui dua cara yaitu melalui upaya persuasi atau bujukan dan upaya
paksaan.
Tentu, upaya
mencapai kekuasaan yang baik dengan upaya persuasi melalui proses
demokratisasi. Ketika proses demokrasi berjalan yaitu mekanisme pengawasan
terhadap pemisahan kekuasaan yang terdiri dari lembaga eksekutif (presiden),
legislatif (lembaga perwakilan rakyat) dan yudikatif (lembaga peradilan)
berjalan dengan baik. Tidak hanya, lembaga negara yang dituntut demokratis,
tetapi juga kedewasaan elit politik dan masyarakat pun dibutuhkan guna mencapai
demokrasi.
Demokrasi saat
ini mendapatkan tantangan yang cukup serius dari perkembangan penggunaan media
komunikasi baru yang disebut sebagai media sosial. Mengapa disebut tantangan?
Karena partisipasi politik rakyat dan elit politik tidak hanya berbentuk
demonstrasi, gerakan, maupun terlibat dalam diskusi politik tetapi juga saat
ini partisipasi politik dapat dengan mudah dan masif dilakukan di media sosial.
Dalam titik ini,
bagaimana kesantunan politik di media sosial terbentuk? Kesantunan politik
dalam hal ini partisipasi politik menjadi hal yang penting untuk membangun
upaya dialogis untuk memecahkan persoalan bangsa. Upaya dialogis ditandai
dengan wacana yang ‘padat’ akan gagasan membangun negeri hingga budaya kritis
berdasarkan realitas dan rasionalitas, upaya menghargai pendapat yang berbeda
dan upaya yang mengedepankan perdamaian dan anti kekerasan baik verbal maupun
fisik.
Partisipasi
politik yang santun akan menggugah banyak hal terkait permasalahan kebangsaan
yang tidak dapat diselesaikan secara instan atau cepat. Setiap permasalahan
terkait bangsa baik itu politik, sosial, ekonomi, budaya hingga lingkungan
hidup tidak berdiri sendiri dan memiliki keterkaitan satu sama lain. Maka,
budaya untuk menelaah melalui membaca informasi dengan benar dan tuntas, budaya
mendengarkan percakapan atau diskusi dengan mengedepankan penghargaan akan
pendapat yang berbeda dan budaya melakukan konfirmasi mengenai sesuatu perihal
yang belum jelas kebenarannya yang membutuhkan pengecekan menjadi hal yang
penting untuk ditata demi tercapainya sebuah bangsa yang beradab.
Maka, jelang
perhelatan politik besar di negara ini dalam Pemilu 2019, perlu bagi kita
selaku rakyat berpikir mau dibawa kemana bangsa ini? Apakah kita menginginkan
kondisi yang kondusif untuk kelangsungan hidup kita dan generasi ke depan?
Apakah kita menginginkan Indonesia menjadi negara yang besar dan mampu mencapai
kejayaan di masa depan? Apakah kita selaku warga negara sudah berkontribusi
membangun perdamaian, menjunjung toleransi antar umat beragama, menghargai
perbedaan suku dan ras, dan membangun keadilan sosial?
Jawaban dari
pertanyaan itu yang akan mendorong kita untuk melakukan partisipasi politik
sesuai kepentingannya. Namun, apabila terjadi konflik yang tidak berkesudahan,
terlalu mahal harga yang harus kita tebus nanti. Maka, atas nama kemanusiaan
selayaknya masih tertanam dalam sanubari kita.
Komentar
Posting Komentar