Ke mana Bangsa ini akan Berlabuh?


 Ica Wulansari

Sebuah pertanyaan kritis di benak ini, ketika mengamati kondisi sosial politik bangsa ini semakin kehilangan arah dalam proses transisi lebih dari satu dekade pasca reformasi. Transisi ini perlu untuk ditengahi melalui kebijakan pembangunan yang pro rakyat dan pro lingkungan hidup, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membangun budaya politik dan peradaban bangsa yang santun. Poin terakhir yaitu budaya politik dan peradaban bangsa yang santun yang menjadi penekanan untuk menjawab pertanyaan judul di atas.
Mengambil khitah ilmu politik pada dasarnya merupakan ilmu untuk mencapai tujuan mulia menggapai kesejahteraan bagi rakyat melalui kekuasaan. Pada dasarnya kekuasaan dapat ditempuh melalui dua cara yaitu melalui upaya persuasi atau bujukan dan upaya paksaan.
Tentu, upaya mencapai kekuasaan yang baik dengan upaya persuasi melalui proses demokratisasi. Ketika proses demokrasi berjalan yaitu mekanisme pengawasan terhadap pemisahan kekuasaan yang terdiri dari lembaga eksekutif (presiden), legislatif (lembaga perwakilan rakyat) dan yudikatif (lembaga peradilan) berjalan dengan baik. Tidak hanya, lembaga negara yang dituntut demokratis, tetapi juga kedewasaan elit politik dan masyarakat pun dibutuhkan guna mencapai demokrasi.
Demokrasi saat ini mendapatkan tantangan yang cukup serius dari perkembangan penggunaan media komunikasi baru yang disebut sebagai media sosial. Mengapa disebut tantangan? Karena partisipasi politik rakyat dan elit politik tidak hanya berbentuk demonstrasi, gerakan, maupun terlibat dalam diskusi politik tetapi juga saat ini partisipasi politik dapat dengan mudah dan masif dilakukan di media sosial.
Dalam titik ini, bagaimana kesantunan politik di media sosial terbentuk? Kesantunan politik dalam hal ini partisipasi politik menjadi hal yang penting untuk membangun upaya dialogis untuk memecahkan persoalan bangsa. Upaya dialogis ditandai dengan wacana yang ‘padat’ akan gagasan membangun negeri hingga budaya kritis berdasarkan realitas dan rasionalitas, upaya menghargai pendapat yang berbeda dan upaya yang mengedepankan perdamaian dan anti kekerasan baik verbal maupun fisik.
Partisipasi politik yang santun akan menggugah banyak hal terkait permasalahan kebangsaan yang tidak dapat diselesaikan secara instan atau cepat. Setiap permasalahan terkait bangsa baik itu politik, sosial, ekonomi, budaya hingga lingkungan hidup tidak berdiri sendiri dan memiliki keterkaitan satu sama lain. Maka, budaya untuk menelaah melalui membaca informasi dengan benar dan tuntas, budaya mendengarkan percakapan atau diskusi dengan mengedepankan penghargaan akan pendapat yang berbeda dan budaya melakukan konfirmasi mengenai sesuatu perihal yang belum jelas kebenarannya yang membutuhkan pengecekan menjadi hal yang penting untuk ditata demi tercapainya sebuah bangsa yang beradab.
Maka, jelang perhelatan politik besar di negara ini dalam Pemilu 2019, perlu bagi kita selaku rakyat berpikir mau dibawa kemana bangsa ini? Apakah kita menginginkan kondisi yang kondusif untuk kelangsungan hidup kita dan generasi ke depan? Apakah kita menginginkan Indonesia menjadi negara yang besar dan mampu mencapai kejayaan di masa depan? Apakah kita selaku warga negara sudah berkontribusi membangun perdamaian, menjunjung toleransi antar umat beragama, menghargai perbedaan suku dan ras, dan membangun keadilan sosial?
Jawaban dari pertanyaan itu yang akan mendorong kita untuk melakukan partisipasi politik sesuai kepentingannya. Namun, apabila terjadi konflik yang tidak berkesudahan, terlalu mahal harga yang harus kita tebus nanti. Maka, atas nama kemanusiaan selayaknya masih tertanam dalam sanubari kita.

Komentar

Postingan Populer