IND......Bisa Indonesia, Bisa Juga India

                                                               
                                                                  Gua Batu Caves

                                                 
Apa yang anda pikirkan mengenai gambar di atas? Patung Dewa Hindu seperti identik dengan India. Tapi Gua Batu Caves terletak di Selangor, Malaysia yang menjadi tempat peribadatan umat Hindu India di Malaysia. Kali ini, saya menulis tentang India. Sayang, saya belum pernah ke India, tapi saya sangat ingin  ke India, semoga Allah mengabulkan keinginan saya ini, amiin (yang kenceng Amiin-nya, biar kesampean keinginannya). 
Ada beberapa momen yang membuat saya, ko India ya? (ini apa sih pertanyaannya engga banget). Sejak kecil, saya sudah akrab dengan tayangan India, walaupun bukan penggemar film India, tapi ketika duduk di bangku SD, saya suka menonton serial Mahabharata (tapi saya betul-betul lupa cerita Mahabharata). Sayang, karena jadwal sekolahnya seminggu pagi, seminggu siang, jadi saya tidak terlalu mengikuti serial tersebut. Ketika duduk di bangku SMA, saya ngeh film India, setelah dua orang teman saya, Dwi dan Nuri cerita 'nangis bombay' nonton Koch Koch Hota Hae yang dibintangi oleh Shahrukh Khan dan Kajol. Saya coba nonton film itu yang ada saya malah menertawakan dua orang teman saya karena nangis bombay walaupun tidak sedang mengupas bawang bombay.
Ketika duduk di bangku kuliah, saya hanya mendengar India terkait konflik di perbatasan Kashmir dengan Pakistan. Ketika kuliah magister, saya mulai ngeh isu-isu pembangunan. Salah satunya buku peraih Nobel ilmu ekonomi asal India tahun 1998, Amartya Sen yang menuliskan buku berjudul 'Development as Freedom' dan pemikiran pendirian Grameen Bank oleh Mohammad Yunus dari Bangladesh. Singkat cerita, saya jadi mulai sedikit-sedikit mengetahui masalah pembangunan di kawasan Asia Selatan dan kedua pemikir tersebut menuangkan pemikirannya menjadi counter terhadap teori-teori pembangunan khas Barat yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi atas nama modernisasi.
Namun, beberapa momen tersebut belum menyentuh rasa penasaran terhadap India. Baru setahun ini, Saya mengajar mata kuliah HI Kawasan Asia Selatan. Awalnya, saya terkaget-kaget karena belum pernah mempelajarinya, namun menjadi tantangan bagi saya. Tantangan pertama, kesulitan mencari referensi terkait Asia Selatan. Singkatnya, beberapa referensi mengenai India, Pakistan, Bangladesh, Srilanka, dan Afganistan beserta beberapa kajian isu terkait konflik komunal hingga ancaman perubahan iklim di Asia Selatan. Saya pun mendapatkan beberapa referensi, namun referensi mengenai 'politik India' ataupun 'ekonomi politik India' didapatkan tidak sesulit yang lain. Saya pun yang awalnya biasa-biasa saja, jadi penasaran terhadap India. Apalagi isu BRICS (Brazil, Rusia, India, China and South Africa) saat ini menjadi kekuatan ekonomi baru pada tataran global. India bermain cukup strategis karena memiliki spesialisasi di bidang IT. 
Setelah penasaran dan banyak membaca tentang India, saya jadi penasaran. Saya pikir Indonesia dan India perlu bermitra. Dua negara ini sama-sama berpenduduk padat, menjadi negara berkembang dengan permasalahan yang hampir sama dalam bidang pembangunan seperti kemiskinan, korupsi, implementasi demokrasi yang belum sempurna, ancaman konflik komunal hingga rentan terhadap bencana alam. Walaupun India, masih berkubang dengan masalah-masalah tersebut, namun India mampu menjadi kekuatan ekonomi dunia yang memiliki posisi strategis. Kalau kedua negara ini berkolaborasi dengan memaksimalkan potensi yang ada, mantap kali ya? (iya kali)
Apa coba yang India ga punya? Nuklir? punya. Kekuatan militer, cukup lah. Diaspora cukup baik, banyak warga India yang menetap di luar negeri yang masih berkontribusi untuk negaranya. Coba lihat sekarang di tv-tv nasional, banyak yang menyiarkan serial film India. Hingga tersebarnya kuliner khas India. Saya bermimpi kapan ya, Indonesia bisa jadi kekuatan ekonomi baru dunia. Ga muluk-muluk untuk jadi negara maju lah, yang penting menunjukkan posisi strategis dan punya daya tawar global. Minimal Indonesia harus memiliki banyak kajian di forum internasional agar mampu membangun Indonesia dengan caranya sendiri, seperti India membangun dengan cita rasanya.

                   Teh tarik dan Menu Akulturasi Makanan Indonesia-India
                       

                                                                           Roti Cane



Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer