Kenyamanan Sebuah Kota Yaitu Jalan dan Transportasi Publik

                               
                      Kepadatan Commuter Line Pada Jam Pulang Kantor
                                           
Saya sebagai warga Pamulang (Tangerang Selatan, Banten provinsinya sodara-sodara) menjadi seorang commuter yang harus melintas ke Jakarta karena alasan vital yaitu pekerjaan. Nah, supaya cepat sampai Jakarta menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) atau yang sekarang populer disebut Commuter Line (CL). Untuk nyaman, memang jauh dari kata nyaman, namun harga terjangkau. Ya, kalau ingin nyaman, kadang-kadang saya menggunakan BSD trans atau Bintaro trans walaupun harga mahal, hanya untuk sekedar bisa tidur apabila di malam hari kurang tidur. 
Nah, Jakarta sudah hampir setahun ini mulai bebenah untuk pembangunan MRT (Mass Rapid Transportation), salah satunya yang saya foto di atas. Saya tentu ingin cepat-cepat MRT jadi. Walaupun, pembangunan transportasi ini memakan waktu lama dan biaya yang besar. Namun, kalau MRT, CL dan busway terintegrasi satu kartu kayanya asik ya, kemana-mana bisa jalan satu kartu, praktis dan walaupun harus berjalan kaki tentu lebih nyaman. 
Persoalan transportasi memang urgent, apalagi sebagai commuter kendala dan biaya perjalanan pun menjadi masalah karena jarak tempuh yang jauh membutuhkan waktu. Coba kita lihat gambar berikut ini, bagaimana pendapat Anda ?

             Antrian Keluar Peron Stasiun Sudirman, Jakarta di Pagi Hari

Hmmm, gimana pendapat Anda? Apa pihak KAI kurang menyediakan infrastruktur CL? kalau infrastruktur pelayanannya sudah baik, tinggal masalah ketepatan waktu yang seringkali CL datang dan berangkat terlambat karena alasan teknis. Tapi, problem terbesar karena penduduk daerah penyangga Jakarta pun padat dan banyak yang bekerja di Jakarta jadi memang kepadatan penumpang tidak dapat terhindarkan. Walaupun begitu, PT. KAI sudah membuat banyak terobosan dan di beberapa stasiun tengah direnovasi, terutama lahan parkir yang diperluas untuk menampung kendaraan pribadi para commuter. Ga punya kendaraan pribadi, tenang abang ojek banyak menanti.
Kalau di Kuala Lumpur, Malaysia sudah menggunakan subway yang tidak lagi dioperasikan oleh masinis melainkan beroperasi secara otomatis. Walaupun negara tetangga, tetapi perkembangan transportasi publiknya luar biasa. Subway lebih halus dibanding dengan CL. Kalau pake CL, sering heboh, kalau kereta berkelok-kelok mengikuti rel, pasti yang cewe-cewe suka heboh (maklum saya lebih suka naik CL di gerbong khusus perempuan). Kalau subway, 'goyangannya' ga terlalu terasa seperti CL. Kalau CL sudah setahun ini menggunakan kartu yang kemudian ditempel ke mesin baik untuk masuk maupun keluar stasiun. Nah..kalau subway menggunakan koin kecil setelah membayar biaya perjalanan yang kemudian dimasukkan ke mesin untuk masuk stasiun.
Bagian Dalam Subway Malaysia

                                                           
Busway di ibukota pun sudah cukup baik, walaupun pelayanannya harus ditingkatkan. Terutama kedatangan yang seringkali terlambat yang kemudian menjadi penumpukan penumpang. Kalau sudah terlalu lama, penumpang menunggu busway, jangan berharap tertib. Ya, jaminan kedatangan tepat waktu seharusnya menjadi bagian perbaikan pelayanan transjakarta. Di beberapa halte busway pun telah dibenahi untuk mendukung pembangunan MRT.

                                          Halte Busway Bunderan Senayan

                            Area Pembangunan MRT di Jalan Sudirman, Jakarta
                                                           
Kalau jalan dan transportasi publiknya nyaman pasti akan jadi tempat yang enak untuk jalan-jalan dan berwisata. Makanya, saya berharap sekali pembangunan jalan kualitasnya baik dan transportasi publik terjangkau, tepat waktu dan nyaman. Dan satu lagi..pemakaian transportasi publik mendukung kita untuk mengurangi penggunaan emisi gas buang atau karbondioksida (CO2). Kalau dipaksa, untuk tidak mengeluarkan CO2 ga mungkin kali ya, semua orang butuh mobilitas untuk aktifitasnya, yang bisa kita lakukan mengurangi penggunaan emisi gas buang. Supaya laju pemanasan global dapat ditekan. Makanya kalau setiap hari minggu ada Car Free Day di kawasan Sudirman, Jakarta, pasti nyaman digunakan untuk berjalan kaki, bersepeda dan lari karena kualitas jalan di pusat kota baik. Kalau jalan rusak, tentu menghambat aktivitas warga.

      Car Free Day Setiap Hari Minggu di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta
                                   




Komentar

Postingan Populer