Sampeyan Mau Ngadem? Ya Ke Malang rek..
Akhir tahun 2015, saya sengaja bepergian alias piknik. Kebetulan saya asli Bandung yang beberapa waktu yang lalu membaca berita komunitas warga kurang piknik mengajukan permintaan pantai buatan kepada Walikota Bandung Ridwan Kamil. Memang yah..kalau kurang piknik itu ga baik untuk kesehatan jiwa, akal dan pikiran (ceuk saha? kata siapa aja, ga akan bilang-bilang, nanti ember). Walaupun piknik mengasyikan tapi memang membutuhkan uang yang tidak sedikit. Naha beut ngomongkeun piknik? langsung aja yah saya mau cerita perjalanan ke Malang. Jelang akhir tahun 2015, saya menjelajah Malang yang terletak di Jawa Timur. Singkat cerita kalau ga salah naik kereta dari stasiun Gambir, Jakarta pukul 17.00 dan baru tiba di Malang pukul 09.00 esok harinya. Jadi berapa lama perjalanan? Itung weh ku sorangan nya. Yang pasti di jalan lumayan cangkeul, apalagi perjalanan malam hari paroek yang ada. Tapi dengan berbekal cemilan, laptop dan buku maka perjalanan di Kereta jadi tidak berasa. Sampai di Malang, wah udaranya memang sejuk. Dengan hanya berjalan kaki dari stasiun tidak jauh akan menemukan sebuah taman yang asri yang terletak di depan kantor Balaikota Malang. Tamannya cukup bersih dan unik karena banyak hiasan bunga-bunga artificial (tau engga artinya? artinya buatan).
Di depan stasiun Malang
Foto dulu biar gaya
Sebelum ke Malang, tentu saya sudah mempersiapkan diri untuk mengunjungi lokasi yang menarik untuk dikunjungi. Ada lokasi Museum Brawijaya terletak di lokasi TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar) di Jalan Ijen. Mengenai hal ini sudah saya tuliskan di blog ini dengan judul "Menelusuri Jejak Sang Jenderal di Malang". Baca ya seru, beneran ga bohong (maksa!).
Karena di Malang, temperaturnya adem, maka memang enaknya makan. Dari beberapa informasi, katanya belum ke Malang kalau belum mencicipi kuliner di dua tempat ini. Dengan menggunakan angkutan umum, mudah mencapai lokasi. Saya juga ga hafal angkotnya, tapi banyak bertanya saja. Lokasi pertama ke Toko Oen. Bangunan Toko Oen ini sangat klasik karena merupakan bangunan lama dengan atmosfir suasana lampau nan asri karena terpajang foto-foto tempo dulu. Kalau sejarahnya saya ga tau karena saya ga niat meliput hehehe. Saya sempat mencicipi Chocolate parfait alias es coklat dan lumpia.
Selepas dari Toko Oen, saya pun langsung menuju Bakso Presiden. Penasaran sekali sepertinya enak karena well recommended berdasarkan tulisan blog ataupun link internet lainnya. Di tengah perjalanan sambil berdesak-desakan di angkot, suami saya bilang tadi lihat ada kedai bakso di perlintasan rel kereta. Saya menanggapi dengan setengah bertanya "masa?" Eeeh ternyata yang di pinggir perlintasan kereta api itu betul kedai bakso President. Ga ngerti kenapa dinamakan President, kenapa engga Bupati atau Walikota gitu ya? (ya mene ketehe -_-). Yang pasti saat ke kedai bakso ini antrian cukup panjang, entah karena bertepatan dengan libur akhir tahun. Karena sudah banyak jalan kaki dan memang belum makan 'berat' (batu kali berat) terasa laparnya. Apalagi harus antri, jadi harus banyak zikir karena biasanya kalau lapar kadar keimanan menurun alias ga sabaran, pengen ngambek hahahah. Kemudian datang lah itu baksonya..wah mantap, maknyus, ajib, delicio, delicieux, yummy, raos pokona..apalagi bakso bakarnya, endess..Harganya saya lupa, maafkan ya (maklum 3 bulan yang lalu, harusnya saya buru-buru nulis supaya inget).
Setelah puas makan bakso, maka kami pun bergegas ke Batu karena besoknya ingin berkeliling Jatim Park. Maka kami pun menggunakan taksi. Sayang, taksinya mogok di tengah perjalanan, maka kami pun menyewa angkot menuju ke penginapan. Esok harinya waktunya menjelajah Jatim Park 1 dan 2.
Pukul 10, kami tiba di lokasi Jatim Park 1. Harga tiketnya lumayan mahal (saya tidak ingat persisnya, pokonya berdua hampir mencapai 200 ribu-an ke Jatim Park 1). Tapi puas sekali karena kami mengambil paket ke Eco Green Park, Batu Secret Zoo dan Museum Satwa. Kami pun memilih ke Eco Green park menggunakan kereta mini yang merupakan fasilitas bagi pengunjung. Memasuki Eco Green Park akan disuguhi beberapa miniatur yang bahan pembuatnya dari barang bekas tak terpakai. Eco green park juga sangat luas dengan berbagai satwa, flora, lokasi edukasi untuk wahana lingkungan hidup, kemudian dilengkapi dengan wahana rumah terbalik. Berkeliling Eco green park lumayan luas, namun tidak begitu berkeringat karena banyak oksigen dari pepohonan.
Puas mengelilingi Eco Green park berikutnya menuju Batu Secret Zoo yang di dalamnya akan ditemui satwa-satwa unik yang tidak akan ditemukan di kebun margasatwa pada umumnya.
Jenis primata yang unik berwarna oranye dan abu-abu dan berukuran kecil
Sejenis tikus yang berukuran besar
Tujuan ketiga yaitu ke Museum Satwa. Batu secret Zoo dan Museum Satwa letaknya bersebelahan, tidak jauh dan menarik perhatian pengunjung. Di dalam Museum Satwa terdapat awetan satwa yang dipajang di dalamnya.
Mengakhiri perjalanan ke Batu, saya mengunjungi Museum Angkut dan Museum Topeng di Jatim Park 2. Tentunya harus membayar lagi dan lagi-lagi harga tiketnya memang mahal di atas Rp 50 ribu. Tapi kalau engga ke Museum Angkut, sayang aja rasanya. Saat itu, memasuki Museum Angkut cukup ramai pengunjung sehingga kesulitan mendapatkan spot foto yang unik. Museum Angkut berisi seluruh jenis kendaraan dari berbagai zaman seperti sepeda, motor, mobil, pesawat, maupun kapal. Terdapat berbagai koleksi mobil dan motor antik yang bermerek. Di dalam Museum Angkut terdapat mini teater yang memaparkan sejarah transportasi. Selain itu, terdapat replika yang menyerupai kota Tua Jakarta, Inggris (seperti suasana istana Buckingham), Prancis dengan menara Eifelnya, Jerman, Italia yang semuanya menjadi unik dan menarik untuk selfie dan foto-foto dengan spot unik. Seharian mengelilingi Jatim Park 1 dan 2 cukup melelahkan namun sangat menyenangkan. Itu pun kami belum mengunjungi keseluruhan wahana di Jatim park1 dan 2.
Mini Teater di dalam Museum Angkut
Replika kota Tua Jakarta
Replika Istana Buckingham Inggris
Replika Menara Eifel
Komentar
Posting Komentar