Edukasi Geologi Bagian 1 (di Aceh)
Museum Tsunami Aceh
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap gempa bumi baik tektonik maupun vulkanik dan rawan akan tsunami. Indonesia dijuluki ring of fire karena dikelilingi gunung berapi aktif. Dalam sebuah tayangan dokumenter di televisi asing yang banyak menayangkan tayangan bersifat ilmiah, saya mendapatkan informasi bahwa apa pun bentuk wujud tindakan alam merupakan upaya alam untuk menyeimbangkan dan membawa kebaikan untuk alam di masa depan. Namun, bagi kita manusia seringkali fenomena keseimbangan alam tersebut meminta korban sehingga disebut sebagai bencana alam. Maka membaca tanda-tanda alam menjadi keharusan bagi kita yang tinggal di Indonesia. Namun, karena seringkali informasi dengan gaya bahasa ilmiah kadang tidak dapat dipahami dengan mudah bagi masyarakat awam. Indonesia menghadapi tsunami setelah gempa berkekuatan 8,9 skala Richter mengguncang Aceh tahun 2004. Sehingga korban mencapai ratusan ribu jiwa dan tak terhitung jumlah kerugian materil. Aceh saat ini sudah mampu berdiri setelah mendapatkan berbagai bantuan dari dunia internasional. Cerita dan berita kedahsyatan tsunami Aceh sengaja direkam dengan didirikan Museum Tsunami Aceh oleh Badan Geologi Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral). Untuk masuk ke Museum Tsunami, tidak dipungut bayaran, namun dilarang membawa tas ke dalam museum.
Sebelum masuk Museum Tsunami, terdapat bangkai Helikopter
Bagian dalam Museum Tsunami Aceh
Museum Tsunami Aceh dirancang oleh arsitek kenamaan yang sekarang menjabat Walikota Bandung Ridwan Kamil. Di dalam museum terdapat sebuah lorong gelap dengan bunyi yang cukup keras menandakan bagaimana kengerian tsunami. Setelah melewati lorong tersebut memasuki sebuah ruangan dengan cahaya remang-remang yang terdapat nama-nama korban di dinding yang berbentuk lingkaran yang memanjang hingga ke atas yang kita dapat melihat lafal Allah di atasnya. Perasaan saya memasuki lorong gelap cukup merinding, namun lafal Allah lah yang membuat saya takjub, merinding, haru dan semua perasaan bercampur. Pengalaman mengunjungi Museum Tsunami pun dapat menambah pengalaman spiritual.
Nama-nama korban tsunami Aceh yang terpampang di dinding Museum
Lafal Allah di atas Museum Tsunami Aceh
Selain itu, di dalam Museum Tsunami Aceh, terdapat berbagai dokumentasi proses evakuasi hingga rehabilitasi tsunami Aceh. Selain itu, terdapat benda-benda yang menjadi peninggalan dan saksi bisu tsunami Aceh. Untuk kepentingan edukasi, museum ini menyertakan layar televisi beserta penjelasan melalui audio visual hingga visual seperti dokumen dan informasi terkait gempa maupun tsunami. Maka, museum ini tidak hanya tinggalan tsunami saja, namun memberikan pengetahuan untuk menghadapi bencana yang akan datang di masa depan.
Al Quran yang terkoyak terkena tsunami
Jam yang berhenti berputar bertepatan dengan waktu terjadinya tsunami
Motor yang rusak parah diterjang tsunami
Penjelasan informasi tsunami melalui media gambar
Informasi mengenai gempa dan tsunami melalui media TV cukup menarik untuk disimak
Informasi mengenai daerah rawan tsunami di Indonesia di Museum Tsunami Aceh
Papan penunjuk kuburan massal yang tidak jauh dari Museum Tsunami Aceh
Tinggalan lain adalah PLTD Apung 1 yang merupakan kapal generator listrik PLN Banda Aceh yang terseret ke daratan akibat tsunami yang menabrak rumah dan menewaskan penghuninya. Kapal ini berbobot 2.600 ton dan menjadi tempat wisata untuk menapaki jejak tsunami.
Monumen PLTD Apung
PLTD Apung, pengunjung dapat menaiki kapal
Pemandangan dari atas PLTD Apung
Selain itu, terdapat tinggalan tsunami lainnya yang dijadikan kawasan wisata tsunami yaitu Kapal Apung Lampulo Banda Aceh. Sebuah kapal yang terbawa gelombang tsunami dan kemudian terdampar di sebuah rumah penduduk di kawasan Gampong Lampulo Kecamatan Kuta Alam. Kapal Lampulo merupakan kapal nelayan yang sering digunakan di Aceh. Konon orang-orang yang saat itu berada di kapal selamat dari amukan tsunami.
Prasasti Kapal Apung Lampulo
Tampak depan Kapal Apung Lampulo
Bagian pinggir Kapal Apung Lampulo
Monumen PLTD Apung
PLTD Apung, pengunjung dapat menaiki kapal
Pemandangan dari atas PLTD Apung
Selain itu, terdapat tinggalan tsunami lainnya yang dijadikan kawasan wisata tsunami yaitu Kapal Apung Lampulo Banda Aceh. Sebuah kapal yang terbawa gelombang tsunami dan kemudian terdampar di sebuah rumah penduduk di kawasan Gampong Lampulo Kecamatan Kuta Alam. Kapal Lampulo merupakan kapal nelayan yang sering digunakan di Aceh. Konon orang-orang yang saat itu berada di kapal selamat dari amukan tsunami.
Prasasti Kapal Apung Lampulo
Tampak depan Kapal Apung Lampulo
Bagian pinggir Kapal Apung Lampulo
Komentar
Posting Komentar