Edukasi Geologi Bagian 2 (di Bandung)

                                                    Museum Geologi Bandung

Kalau ingat museum Geologi Bandung kenangan saya terpatri ketika masa SD yang mengunjungi museum ini. Dulu tampilan museumnya tidak menarik terkesan menakutkan dan membosankan belum lagi ada fosil binatang purba yang besar membuat merinding. Namun itu cerita lalu, pada Juli jelang Idul Fitri tahun 2015, saya mengunjungi Museum Geologi dalam rangka liburan dan membawa keponakan. Dengan niat sekalian jalan-jalan tapi sambil ada unsur edukasinya. Dengan hanya membayar tiket Rp 3.000,00 bagi dewasa dan tiket untuk anak-anak Rp 2.000,00, pasti puas karena murah meriah tapi berkesan. Tampilan museum geologi sekarang jauh berbeda dari gambaran museum ini di masa kecil saya. Sekarang selain tampilannya menarik dan penggunaan audio visual dengan hanya memencet tombol saja maka kita dapat suguhan yang informatif mengenai antariksa dan planet bumi. 
Sebelum tulisan ini, saya menulis mengenai edukasi geologi di Aceh. Ya, saya harus memberikan apresiasi bagi badan Geologi Kementerian ESDM yang memberikan pembaharuan bagi masyarakat untuk mengunjungi museum agar dapat informasi dan pengetahuan mengenai kondisi geologi di Indonesia. Dalam Museum Geologi ini berbagai layar televisi dijumpai di setiap sudut. Selain itu display mengenai temuan arkeologis, purbakala dan beragam jenis bebatuan tersusun cukup rapih dan menarik.

  Fasilitas Audio Visual yang informatif dengan tombol sekali sentuh

      Beberapa layar di museum yang juga memutar dokumentasi penggalian fosil purbakala

Museum Geologi ini memiliki kekhasan karena memamerkan fosil binatang purba seperti T-Rex. Bisa jadi ajang foto atau selfie di depan T-Rex. Tapi banyak anak-anak yang ketakutan melihat fosil binatang purba tersebut. Selain itu tepat di pintu masuk Museum Geologi, terdapat replika fosil Gajah Purba. Fosil gajah purba ditemukan di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

                                                              Fosil Gajah Purba

Selain itu, berama jenis batuan menjadi koleksi Museum Geologi. Ya, kita patut berbangga hati koleksi batu hingga batu mulia di Indonesia cukup variatif dan banyak. Maka, kalau kemarin-kemarin terjadi 'demam cincin batu' itu belum seberapa karena jenis batu di Indonesia cukup banyak entah itu akik, bacan dan sebagainya.

                                                                  Jenis bebatuan

                                 Koleksi batu mulia terpajang di museum

Karena namanya Museum Geologi, maka di lantai 2 (Gedung Museum Geologi arsitektur khas Belanda dengan 2 lantai) terdapat display dan paparan informasi dan pengetahuan mengenai proses alam, salah satunya gempa maupun gunung berapi di Indonesia. Pengunjung dapat melihat benda-benda yang menjadi saksi bisu meletusnya Gunung Merapi di Jawa Tengah beberapa waktu lalu dan terdapat alat simulasi gempa dengan dua jenis keadaan gempa tektonik dan gempa vulkanik. Mencoba alat tersebut, ya cukup untuk mengingatkan saya gempa yang pernah saya rasakan di Bandung dan di Mentawai (ketika saya bertugas meliput kejadian pasca tsunami di Mentawai).

                      Alat simulasi gempa dengan kapasitas dua orang

                    Display barang-bang saksi bisu Gunung Merapi meletus

Museum Geologi letaknya cukup strategis tidak jauh dari Gedung Sate dan berseberangan dengan Taman Lansia. Selain dapat merasakan kota Bandung yang penuh dengan wisata kuliner dan wisata belanja, tidak ada salahnya kan mengunjungi museum agar kita menjadi paham dan waspada terhadap ancaman bencana  gempa dan juga bangga akan jenis bebatuan di negara kita. Ayoo ke museum...

Komentar

Postingan Populer