Islam = Agama Hijau
Awal tahun 2016 membuat saya banyak berpikir untuk melakukan banyak hal. Salah satunya, saya ingin menulis tentang Islam, maka saya harus belajar tentang Islam. Sebagai Muslim, tentu saya sangat sedih dengan kemunduran peradaban Islam dan stigma negatif tentang Islam. Saya menulis ini, karena ingin menjalankan merupakan perintah dalam Islam untuk Iqra atau Bacalah. Kewajiban tersebut merupakan kewajiban untuk menuntut ilmu dari mana pun. Maka, tulisan ini pasti banyak kekurangan karena saya yang tengah belajar. Tulisan ini merupakan intisari dari tulisan ilmiah yang dimuat di salah satu jurnal ilmiah Hubungan Internasional. Semoga pembaca berkenan membacanya.
Saya tertarik dengan isu lingkungan hidup dan bagaimana sebenarnya Islam memandang hal ini. Secara kebetulan beberapa tahun lalu, saya membeli dan membaca buku berjudul Green Deen tulisan seorang Muslim warganegara Amerika Serikat yang bernama Ibrahim Abdul Matin. Buku tersebut berisikan kampanye lingkungan hidup dan masjid sebagai pusatnya.
Ironis, beberapa masjid besar di tanah air mengalami masalah pengelolaan lingkungan hidup. Sebenarnya mungkin bukan pengelola masjid yang bermasalah, tetapi masyarakat muslim yang memiliki kesadaran yang rendah menjaga lingkungan hidup, contoh sederhana membuang sampah sembarangan, ambil air wudhu dengan putaran keran yang paling pool sampai terjadi pemborosan air dan masalah yang serius adalah pedagang makanan di sekitar masjid yang tidak menjaga kebersihan, termasuk mengotori saluran pembuangan air. Bahkan di beberapa masjid yang saya kunjungi, di depan masjid terdapat tempat pembuangan sampah, yang sampahnya terburai keluar. Padahal Islam memiliki slogan yang populer yaitu 'Kebersihan sebagian besar dari iman'. Kadangkala, saya tidak habis pikir mengapa masyarakat masih minim kesadaran menjaga lingkungan hidup. Masjid bisa mengangkat berbagai isu terkait kepentingan publik karena banyak masalah publik yang bisa diangkat dan dikritisi apabila dikaitkan dengan ajaran Islam. Saya meyakini Islam tidak hanya sebagai agama, namun sebagai sumber ilmu pengetahuan. Tapi peradaban Islam yang kalah ngetop, maka basis ilmu pengetahuan adalah filsafat, sementara Islam memiliki pedoman akhlak. Kalau dalam bahasa populer terdapat sekumpulan etika yang mengatur kehidupan bermasyarakat, dalam Islam dikenal dengan adab. Maka, Islam dapat menjadi solusi dan menebarkan perdamaian.
Tulisan saya yang singkat ini ingin mencoba memperlihatkan Islam sebagai agama hijau atau agama yang mewajibkan pemeluknya menjaga lingkungan hidup karena manusia ditempatkan sebagai pemimpin (bukan penguasa) di dunia. Para pemikir environmentalis Islam melalui teologi dan hukum Islam melahirkan konsep reformasi sosial politik (Eco-Islamist) maupun gaya hidup ramah lingkungan hidup (Green Deen). Sebagai pemimpin dalam koservasi alam, manusia dituntut melakukan perbaikan atas kerusakan yang dibuatnya. Berdasarkan QS. Al-Rum (30):41: "Telah tampak kerusakan di darat, di laut disebabkan perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar."
Penghijauan masjid menjadi gerakan Green Deen membangun kesadaran umat Islam agar bertindak ramah lingkungan hidup. Di Inggris, terdapat gerakan masjid lingkungan (eco-mosque) yang menerapkan ilmu ekologi dan lingkungan hidup. Kemudian masjid yang menggunakan panel surya, geothermal dan ventilasi alami yang menggunakan teknologi seperti yang terdapat di Masjid Al-Markaz al-Najmi di Manchester. Selain itu, keberadaan Masjid Hijau Ash-Shaheed Islamic Center di Charlotte, North Carolina, Amerika Serikat yang menekankan kepada jamaahnya kecintaan pada lingkungan hidup sehingga menjadi masjid yang jamaahnya tidak memproduksi gas rumah kaca.
Prinsip-prinsip agama hijau
menuntut umat Islam untuk mengelola dan mendistribusikan air secara adil dan
merata. Sebab, kehidupan manusia tergantung terhadap air sebagai salah satu
ciptaan Tuhan. Semua manusia memiliki hak yang sama atas air. Keadilan
mengelola air merupakan jalan utama dan mendasar untuk mewujudkan tauhid,
keadilan (`adl) dan keseimbangan (mizan). Nabi Muhammad saw bersabda “Ada tiga
orang yang tidak akan dilihat oleh Allah pada hari kebangkitan, tidak pula
dibersihkan oleh-Nya, dan mereka itu akan ditimpa siksa yang berat. Salah satu
mereka adalah orang yang memiliki air berlimpah tetapi enggam memberikannya
kepada para musafir”.
Maka, menjaga lingkungan hidup pun masuk ke dalam sifat kesolehan. Sehingga kebersihan dari iman menjadi cermin bagaimana masyarakat muslim saat ini apakah berjalan sesuai adab ataukah tidak. Islam itu menekankan adab dan jauh dari kebiadaban. Mari menjadi muslim yang ramah lingkungan hidup. Dengan menggunakan air terutama air wudhu secukupnya, menggunakan energi secukupnya, menjaga tanaman dan menyayangi satwa. Subhanallah :)
Komentar
Posting Komentar